Total Tayangan Halaman

Sabtu, 22 September 2012

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP BERAT BADAN DAN KADAR PROTEIN IKAN LELE DUMBO (Clarias geriepinus)


PENDAHULUAN
            Ikan lele dumbo (Clarias geriepinus) pertama kali ditemukan di Indonesia sekitar tahun 1986 yang berasal dari Negara Taiwan dan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan jenis ikan lele lainnya. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh ikan lele dumbo adalah rasa, kandungan gizi tinggi, dan pertumbuhan yang relative cepat (Najiyati,1992). Keunggulan ynag dimiliki oleh ikan lele dumbo ini seolah-olah menutupi kekurangan lele local yang pada umumnya sangat lambat perkembangannya, sehingga sangat menguntungkan apabila ikan lele dumbo diternakkan untuk diperjualbelikan.
            Di Indonesia terdapat 6 jenis ikan lele yang mempunyai potensi untuk diperdagangkan, antara lain: Clarias batracus L., Clarias leiacanthus Bekr, Clarias nientrofi CV, Clarias melanoderma Blkr, Clarias leysmani Blkr, dan Clarias geriepinus.
            Lele dumbo mempunyai masa pertumbuhan yang relative cepat karena hanya dalam waktu relative singkat yaitu sekitar 2-3 bulan mampu mempunyai berat badan  0,2-0,3 Kg. Sedangkan lele local membutuhkan waktu 1 tahun (Najiyati, 1992). Selain itu lele betina dewasa dapat menetaskan telur antara 1000-4000 butir dan bila telur-telur tersebut dibuahi maka dalam waktu 2-3 hari akan menetas menjadi lele kecil yang kuat mencari makanan sendiri.
            Ikan seperti halnya hewan lain membutuhkan zat-zat gizi tertentu untuk kehidupannya. Zat-zat gizi tersebut akan digunakan untuk hewani menghasilkan tenaga, mengganti sel tubuh yang rusak, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Oleh sebab itu dalam pembuatan makanan ikan, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahannya. Bahan-bahan tersebut harus memnuhi beberapa syarat, yaitu: mempunyai nilai gizi tinggi, mudah diperoleh, mudah diolah, tidak mengandung racun, harganya relative murah, bukan makanan pokok manusia sehingga tidak merupakan saingan.
            Salah satu hewan yang dapat memenuhi syarat seperti di atas yang juga sebagai sumber protein hewani adalah bekicot . Daging bekicot dapat dijadikan tepung untuk campuran pakan ikan. Jumlah penggunaannya berkisar 5 sampai 15%. Apabila tepung bekicot yang digunakan dari tepung bekicot mentah (raw snail meal) maka persentase penggunaannya rendah. Selain dalam bentuk tepung, bekicot juga dapat diberikan dalam bentuk segar, misalnya untuk pakan ikan lele. Daging bekicot ini sebaiknya dicacah terlebih dahulu sebelum ditaburkan ke dalam kolam (Tim Penulis Swadaya,1992).
Tabel 1. Komposisi Kimia Tepung Achatina fulica dalam 100 gr Bahan
Komposisi
Bahan
Tepung Bekicot Mentah (gr)
Tepung Bekicot Rebus(gr)
Air
7,59
7,54
Protein
59,27
57,72
Lemak
3,62
4,60
Kalsium
6,40
7,83
Fosfor
0,84
0,95
Serat Kasar
2,47
0,08
Inert
19,81
21,28
Sumber: Komplang, 1979
Data bahan kandungan protein daging bekicot untuk bahan makanan ternak dapat dilihat pada table 2
Tabel 2. Bahan Kandungan Protein Daging Bekicot Untuk Bahan Makanan Ternak
Bahan
Protein
Serat
Kasar
Lemak
abu
BETN
Ca
P
Tepung
Bekicot
Dengan kulit
5,24
9,47
0,33
60,17
27,30
-
-
Tepung bekicot
Mentah
64,14
2,67
3,92
-
-
6,93
0,92
Tepung bekicot rebus
62,43
0,09
4,98
-
-
8,47
1,03
Sumber: Lembaga  Penelitian Peternakan Bogor,1976
            Hasil menunjukkan bahwa daging bekicot mengandung protein hewan yang sangat tinggi. Kandungan proteinnya meliputi ikatan zat-zat pada asam amino yang kegunaannya sangat penting bagi pertumbuhan tubuh. Jika dibandingkan dengan telur ayam, nilai protein yang dikandung daging bekicot lebih tinggi.
            Protein terdiri dari asam-asam amino yang mengandung unsure Carbon, Hidrogen, Oksigen, dan unsure Nitrogen. Molekul protein juga mengandung fosfor dan belerang. Beberapa jenis protein mengandung jenis logam seperti besi dan tembaga.
Potein dalam pakan ternak sangat penting bagi kehidupan ternak karena zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam sel hidup. Nilai yang terkandung dalam protein pakan ternak secara umum merupakan zat organic yang mengandung karbon, hydrogen dan oksigen serta sulfur.
            Senyawa protein dalam biomolekul berperan sebagai unsure nucleoprotein dalam kromosom yang merupakan cetakan dalam proses keturunan. Sebagai enzim yang memacu proses reaksi-reaksi dalam kehidupan. Sebagian hormone berfungsi sebagai saran kontraksi dan sebagai antibody yaitu intervensi benda asing. Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi hewan akan diserap dalam bentuk asam amino. Komposisi asam amino hewan hampir bersamaan dengan komposisi asam amino manusia. Sintesis protein dalam tubuh hanya dapat terjadi apabila tersedia 20 jenis asam amino yang digunakan untuk menyusun rangkaian polopeptida (protein) tersebut.

SAMPEL
Sampel yang digunakan adalah ikan lele dumbo yang berukuran 15 cm yang mempunyai berat 5 gr, yang berisi 10 ekor bibit ikan lele dumbo untuk setiap bak dan ada 18 buah bak, sehingga jumlah keseluruhan sampel 180 ekor atau disebut juga dengan sampel total .
ALAT DAN BAHAN
ALAT
Bak (ukuran 1 m  x 0,75 m x 0,5m), timbangan, jaring ikan, neraca analitik, labu kjeldhal, alat destilasi, gelas ukur, Erlenmeyer, biuret, pipet volum, beaker gelas, pisau.
BAHAN
Ikan lele dumbo, pelet komersil, bekicot, H2SO4 pekat, Na2SO4 anhidrat, logam Zn, NaOH 40%, HCl 0,1 N, aquades, batu didih, dan penolftalein.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen non factorial dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan 6 kali ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ikan lele dumbo.
R1 = Pelet Komersil + 0% Bekicot
R2 = Pelet Komersil + 30% Bekicot
R3 = Pelet Komersil + 40% Bekicot
Data dianalisis dengan analisis varians (ANAVA) pada taraf signifikansi 99% atau α=0,01 dengan kriteria jika F hitung ≥ F tabel maka tolak Ho, artinya perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rataan nilai pengamatan (respon). Untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
PELAKSANAAN PENELITIAN
DI LAPANGAN
Persiapan Bak Pemeliharaan
Bak pemeliharaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 18 buah berukuran 1m x 0,75m x 0,5m per perlakuan. Sebelum bibit lele dumbo dimasukkan ke dalam bak terlebih dahulu bak diisi dengan air dan diberi larutan PK 5% dan dibiarkan selama 1 minggu untuk mematikan bibit penyakit yang mungkin ada dalam bak, barulah bak siap untuk dipakai. Bak pemeliharaan yang digunakan adalah jenis bak yang berlantai dasar yang terbuat dari semen.
Penyediaan bibit
Bibit yang digunakan adalah bibit lele dumbo berukuran 10-15 cm yang mempunyai berat 5 gr berjumlah 180 ekor dimana di setiap bak diisi oleh 10 ekor bibit lele dumbo.
Persiapan ransum
Pelet komersial yang digunakan adalah pelet ikan lele dumbo dengan kode 781 yang diperolah dari toko penjual pakan ternak, sedangkan pembuatan pakan bekicot dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Bekicot dikeluarkan dari cangkangnya dan kemudian direbus agar mikroorganisme penyebab penyakit yang terkandung di dalam bekicot mati dan lendirnya hilang. Air rebusan ditiriskan selanjutnya bekicot dihaluskan, setelah halus dicampurkan ke dalam pelet komersil sebanyak 30 % untuk perlakuan R2 dan R 40% untuk perlakuan R3 selanjutnya dibentuk butiran-butiran kecil seperti pelet dan dijemur hingga kering dan siap digunakan. Untuk menentukan kadar persentase bekicot dapat digunakan rumus sebagai berikut:
%  =
Pemeliharaan
Pemberian makan dialkukan dengan 3 sehari, pada pagi hari pukul 08.00-09.00, sore hari pukul 16.00 – 17.00, dan malam hari pukul 21.00-22.00 pemberiannya dengan cara menebar pakan dilokasi tertentu agar tidak terjadi perebutan pakan dan memudahkan ikan mengenali lokasi pakannya.
Air di dalam bak senantiasa mengalami perubahan baik dalam hal jumlah maupun sifat fisik dan kimia. Hal ini akibat adanya proses penguapan, kebocoran ataupun proses biologi dan kimia. Akibat perubahan itu, suatu saat kondisi air tidak mampu mendukung kehidupan dan pertumbuhan lele secara baik. Oleh sebab itu dalam pemeliharaan lele, air kolam diganti setiap 7 (tujuh) hari sekali. Selama pemeliharaan penimbangan ikan lele dilakukan pada hari pertama dan selanjutnya setiap 7 hari sekali. Jumlah makanan yang diberikan setiap hari dapat ditentukan dengan rumus :
Jumlah makanan setiap hari  =
berat badan x jumlah ikan dalam bak
DI LABORATORIUM
Penentuan kadar protein dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : tahap destruksi, destilasi, dan titrasi dan pembuatan larutan blanko.
Perhitungan % N =
Setelah diperoleh % N selanjutnya dihitung kadar protein dengan mengalikan suatu faktor yaitu 6,25 sehingga % protein = %N x 6,25
HASIL DAN PEMBAHASAN  
Ikan lele yang diberi tambahan pakan bekicot menunjukkan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan lele yang diberi pakan komersil. Semakin banyak penambahan pakan bekicot pertambahan berat ikan lele semakin tinggi.
Dari hasil anava, diperoleh F hitung = 5093,30, sedangkan harga F tabel pada taraf signifikan 1% = 6,36. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka dalam penelitian ini Ho ditolak sekaligus menerima Ha dalam artian ada pengaruh pemberian pakan bekicot ( Achatina fulica) terhadap berat badan ikan lele dumbo ( Clarias geriepinus).
Ikan lele yang diberi tambahan pakan bekicot menunjukkan kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan lele yang diberi pakan komersil.
Dari analisa data yang dilakukan kadar protein ikan lele dumbo yang diberi pakan bekicot sangat nyata ( α = 0,01).
Dari hasil anava, diperoleh F hitung = 88, 93 sedangkan harga F tabel pada taraf signifikan 1% = 6,36. Karena F hitung > dari F tabel maka dalam penelitian ini Ho ditolak sekaligus menerima Ha dalam artian ada pengaruh pemberian pakan bekicot (Achatina fulica) terhadap kadar protein ikan lele dumbo (Clarias geriepinus).
Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Perkembangan Berat Badan
Semua aktivitas ikan lele dumbo membutuhkan banyak energi baik aktivitas yang terlihat maupun aktivitas yang tidak terlihat. Misalnya untuk bernapas, berenang, mencerna makanan dan aktivitas yang lainnya sehingga unsure gizi ini merupakan unsur utama disamping protein.
Ransum yang mengandung zat-zat gizi (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang cukup dan seimbang dan kadar presentase pemberian bekicot pada perlakuan R3 memberikan pengaruh yang lebih baik daripada perlakuan R1 dan R2. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ransum yang digunakan pada perlakuan R3 lebih baik. Hal ini disebabkan karena zat yang satu saling melengkapi dengan zat yang lain dengan kadar persentase yang tepat atau terjadi supplementary effect.
Pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh pemberian makanan yang optimal dalam hal keseimbangan nutrient-nutriennya, kandungan energi dan ketersediaan nutrient serta kondisi lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan energi dan protein dalam pakan bekicot ternyata mencukupi untuk kebutuhan pertumbuhan sehingga akan mempengaruhi berat badan.
Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Kadar Protein Ikan Lele Dumbo
Protein sangat bernanfaat bagi tubuh antara lain untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh, perbaikan dan pergantian sel-sel jaringan tubuh yang telah tua, serta produksi enzim pencernaan dan enzim metabolisme. Bekicot mengandung protein yang tinggi yaitu 59,27 gram per 100 gram bahan kering sehingga ketika dijadikan pakan bagi ikan lele dumbo akan meningkatkan kadar protein ikan tersebut dan juga akan mengakibatkan pertumbuhan ikan lele dumbo menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan ikan lele yang hanya diberi pakan komersil.
KESIMPULAN
Pemberian pakan bekicot memberi pengaruh yang positif terhadap perkembangan berat badan ikan lele dumbo dimana pemberian pakan bekicot dengan persentase 40% mempunyai berat badan yang lebih besar jika dibandingkan dengan pemberian pakan bekicot dengan konsentrasi 30% dan 0%.
Pemberian pakan bekicot memberi pengaruh yang positif terhadap perkembangan kadar protein ikan lele dumbo dimana pemberian pakan bekicot dengan persentase 40% mempunyai kadar protein yang lebih besar jika dibandingkan dengan pemberian pakan bekicot dengan konsentrasi 30% dan 0%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1976), Laporan Khusus Lembaga Penelitian Peternakan, Bogor.
Anggorogi,R.,(1979), Ilmu Makanan Ternak Umum, Gramedia, Jakarta.
Asa,K.,(1989), Budidaya Bekicot, Penerbit Bhatara, Jakarta.
Emmy,S.,(1980), Pengaruh Bahan Makanan Terhadap Nilai Gizi Isi Perut Bekicot (Achatina fulica), Karya Ilmiah, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Hieronymus,(2005),Budidaya Bekicot, Cetakan ke-15, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Keenan,(1993), Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Lembaga Penelitian Peternakan, (1976), Bogor.
Mujiman, A.I.,(1991), Makanan Ikan, Cetakan ke- 4, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Rasyaf,M.,(1993), Metode Kwantitatif Industri Ransum Ternak, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Redaksi Agromedia,(2007), Beternak Lele Dumbo, Cetakan ke- 1, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.
Winarno,F.G.,(1991), Kimia Pangan Dan Gizi, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kromosom Manusia


Sebenarnya sejak dahulu kala orang mengetahui bahwa kebanyakan anak itu mirip dengan orang tuanya , baik wajahnya , tingkah lakunya , maupun kesukaannya. Orang Belanda mengenal pepatah yang sangat terkenal " De apple valt niet ver van de boom ''(artinya : Buah apel jatuh tidah jauh dari pohonnya ). Orang yang berbahasa Inggris pun mengenal pepatah semacam itu , yaitu "Like father like soon". Bangsa kitapun tak ketinggalan dengan pepatah serupa yang berbunyi " Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga ''.
Namun demikian kita masih sering mendengar ucapan atau anggapan yang keliru, seolah-olah sifat seseorang itu ada hubungannya dengan keturunan. Misalnya seorang ayah yang pekerjaannya sehari-hari menempa besi sehingga lengannya berotot kuat tentu akan mempunyai anak laki-laki yang berotot kuat pula seperti ayahnya. Seorang anak yang terlibat pada pencurian atau perampokkan tidak perlu diherankan, karena ayahnya pun terkenal sebagai pencuri atau perampok. Masih banyak contoh lainnya lagi.
Genetika (ilmu keturunan) tergolong dalam ilmu Hayat yang mempelajari turun-temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada keturunannya. Sejak ditemukannya hukum keturunan pada permulaan abad ke-20 sampai sekarang Genetika mengalami kemajuan pesat sekali. Bahkan kini Genetika tidak mungkin berdiri sendiri melainkan harus bekerjasama dengan ilmu pengetahuan lainnya. Di negara-negara yang telah maju dirasakan bahwa genetika sudah mencakup bidang yang terlalu luas, sehingga timbul berbagai cabang Genetika seperti Sitogenetika (Genetika Sel), Genetika Manusia, Genetika Mikrobia, Genetika Molekuler, Genetika Biokimia, Genetika Fisiologi, Genetika Farmasi, Genetika Populasi, Genetika Kuantitatip, Genetika Tumbuhan, Genetika Hewan, Genetika Konseling dan Eugenetika ( yang membicarakan usaha-usaha untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik pada manusia).
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar dalam usaha menyediakan bibit tanaman dan ternak unggul dibidang Pertanian dan Peternakan. Dibidang Kedokteran, Genetika mempunyai lingkup yang sangat luas, bersifat akademis dan praktis, antara lain membahas tentang peranan kromosom, pewarisan sifat-sifat genetik dan sifat-sifat antropologik, terjadinya cacat badan dan mental yang dissebabkan oleh kelainan kromosom, timbulnya penyakit karena kesalahan metabolisme bawaan, berbagai variasi respons terhadap obat-obatan, tranplantasi, penyakit autoimun dan golongan darah, aspek keturunan pada kanker. Disamping itu Genetika di bidang Kedokteran juga menyangkut beberapa aspek keluarga, antara lain diagnosis kelainan genetik pada bayi sebelum lahir, penyuluhan tentang kemungkinan resiko mendapatkan anak dengan kelainan genetik sehingga erat hubungannya dengan progran Keluarga Berencana, identifikasi bayi tertukar dan adopsi anak.
Memang diakui bahwa penelitian genetik pada manusia sangat sulit dijalankan, namun sangat penting. Kesulitan itu biasanya disebabkan karena seseorang seringkali tidak mau diketahui apakah dalam keluarganya terdapat anggota yang menderita penyakit/cacat/kelainan genetik, peneliti tidak mungkin memaksakan perkawinan untuk kepentingannya, suami istri masa kini umumnya sudah mengikuti KB sehingga anaknya sedikit sehingga sifat keturunan yang dibutuhkan untuk penelitian belum tahu tampak, umur manusia terlalu panjang sehingga peneliti mungkin sudah meninggal dunia sebelum data lengkap terkumpul dan jumlah kromosom manusia sebanyak 46 buah itu terlalu sukar untuk diamati dan dihitung. Meskipun demikian dengan teknik dan alat-alat modern, banyak kemajuan dibidang Genetika Manusia kini dapat dicapai. 
*    PENGERTIAN KROMOSOM
Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detil oleh Walther Flemming pada 1882. Sedangkan Prinsip-prinsip klasik genetika merupakan pemikiran deduksi dari Gregor Mendel pada tahun 1865 yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan kesamaan antara perilaku kromosom saat meiosis dengan hukum Mendel dan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau hipotesis Sutton-Boveri atau teori hereditas kromosom, yang menjadi kontroversi dan perdebatan para pakar kala itu
Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna; dan soma, badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi genetik suatu organisme, seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen
unsur regulator dan sekuens nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin. Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur order-quasi dalam nukleus, dimana ia membungkus histon (protein struktural, Gambar 1), dan di mana material komposit ini disebut kromatin. Selama mitosis (pembelahan sel), kromosom terkondensasi dan disebut kromosom metafase. Hal ini menyebabkan masing-masing kromosom dapat diamati melalui mikroskop optik. Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancis
petit yang berarti kecil) dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam alfabet).
Prokariota tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi.

*    MORFOLOGI KROMOSOM
1.      Ukuran dan bentuk kromosom
Kromosom akan lebih mudah dapat dilihat apabila digunakan teknik pewarnaan yang khusus selama nukleus membelah. Ini disebabkan karena pada saat itu kromosom mengadakan kontraksi sehingga menjadi lebih tebal, lagipula dapat menghisap zat warna lebih baik daripada kromosom yanng terdapat di dalam inti istirahat. Ukuran kromosom bervariasi dari satu soesies ke spesies lainnya. Panjang kromosom berkisar antara 0,2-50 Mikro, diameternya antara 0,2-20 Mikro. 
Pada umumya makluk hidup dengan jumlah kromosom sedikit memiliki kromosom dengan ukuran lebih besar dari kepunyaan makluk dengan jumlah kromosom lebih banyak. Kromosom yang terdapat di dalam sebuah sel tidak pernah sama ukurannya. Setiap kromosom mempunyai bagian yang menyempit dan tampak lebih terang, disebut Sentromer, yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Jika kromosom digambar sebagai sebuah garis, maka sentromer biasanya digambarkan sebagai bulatan. Berdasarkan letak sentromernya dapat dibedakan beberapa bentuk kromosom, yaitu:
1. Metasentris, apabila sentromer terletak median (kira-kira di tengah kromosom), sehingga kromosom terbagi jadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
2. Submetasentris, apabila sentromer terletak terletak sub median (kearah salah satu ujung kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tak sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf
3. Akrosentris, apabila sentromer terletak subterminal (didekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok malainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom sangat pendek, sedangkan lengan lainnya sangat panjang.
4. Telosentris, apabila sentromer terletak di ujung kromosom, sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak ada yang telosentris.
         Sentromer berfungsi sebagai tempat berpegangnya benang plasma dari gelendong inti ("spindle") pada stadium anafase dari pembelahan inti.
     2.     Tipe kromosom
Menjelang abad ke 20 banyak penyelidik telah mencoba untuk mengetahui jumlah kromosom yang terdapat di dalam inti sel tubuh manusia, akan tetapi usaha mereka selalu menghasilkan data yng berbeda-beda, karena teknik pemeriksaan kromosom masih selalu sederhana. Dalam tahun 1912 Winiwater menyatakan bahwa di dalam sel tubuh manusia terdapat 47 kromosom. Tetapi kemudian pada tahun 1920 Painter menegaskan penemuannya bahwa manusia memiliki 48 kromosom. Ketentuan ini mendapat kepercayaan sampai lebih dari 30 tahun lamanya. Akhirnya Tjio dan Levab dalam 1959 berhasil membuktikan dengan menggunakan teknik pemeriksaan kromosom yang lebih sempurna, bahwa inti sel tubuh manusia itu mengandung 46 kromosom.
Seperti halnya dengan kromosom dari individi eukaryotik ( ialah individu yang memiliki nukleus sejati), kromosom manusia dibedakan atas 2 tipe, yaitu:
  v  Autosom, ialah kromosom yang tiada hubungannya dengan penentuan jeis kelamin. Dari 46 kromosom didalam inti sel tubuh manusia, mka yang 44 buah ( atau 22 pasang) merupakan autosom.
  v  Seks kromosom, ialah sepasang kromosom yang menentukann jenis kelamin. Seks kromosom dibedakan atas dua macam, yaitu kromosom - X dan kromosom – Y. Seks kromosom ditemukan oleh seorang ahli sel berkebangsaan Jerman bernama H. Hengking dalam tahun 1891.
Pada manusia (dan kebanyakan Mamalia) baik yang perempuan (betina) maupun yang laki-laki (jantan) mempunyai sepasang kromosom kelamin. Seorang perempuan normal mempunyai sepasang kromosom – X. Sedangkan laki-laki normal mempunyai sebuah kromosom – X dan sebuah kromosom – Y. Berhubung dengan itu formula kromosom untuk:
·         Perempuan normal = 46,XX
·         Laki-laki normal = 46, XY
Sel telur (ovum) yang dimiliki seorang perempuan normal adalah haploid dan mengandung 22 autosom + sebuah kromosom – X. Sebaliknya, seorang laki-laki normal membentuk 2 macam spermatozoa, yaitu spermatozoa yang membawa 22 autosom + 1 kromosom – X (disebut ginospermium) dan spermatozoa yang membawa 22 autosom + 1 kromosom – Y (disebut androspermium). Jadi secara teoritis, lahirnya anak perempuan dan anak laki-laki dalam keadaan normal mempunyai peluang sama besar, yaitu masing-masing 50%.
Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatis (sel tubuh) mengandung satu stel kromosom yang diterimanya dari kedua induk atau orang tua. Sepasang kromosom yang serupa itu dinamakan kromosom homolog, yaitu kromosom yang memiliki panjang dan posisi sentromer yang sama. Karena itu, sel somatis dikatakan bersifat diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung setengah dari jumlah kromosom yang terdapat di dalam sel somatis, karena itu gamet dikatakan bersifat haploid (n). Satu set kromosom haploid dari suatu spesies dinamakan genom. Istilah ini juga digunakan untuk merujuk DNA secara keseluruhan di dalam sel, yang disebut sebagai genom DNA. Jumlah kromosom yang dimiliki berbagai macam makhluk hidup tidak sama dan pada umumnya dalam keadaan normal tidak berubah.
*    JUMLAH KROMOSOM
Setiap species mmemiliki jumlah kromosom tertentu. Species yang memiliki jumlah kromosom yang sama atau hampir sama tidak menggambarkan bahwa species-species tersebut memiliki banyak kesamaan ciri atau berkerabat dekat. Misalnya antara padi dan pinus memiliki 24 kromosom (12 pasang) tetapi kedua nya memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda. Demikian pula pada kucing dengan hydra yang sama-sama memiliki 32 kromosom. Apalagi antara bawang merah dengan planaria ( cacing pipih ) yang sama-sama mempunyai 16 kromosom.

*      CARA PEMERIKSAAN KROMOSOM DAN PEMBUATAN KARYOTIPE
Untuk mempelajari kromosom manusia telah digunakan bermacam-macam jaringan, tetapi yang paling umum digunakan adalah kulit, sumsum tulang atau daerah perifer.Penemuan penting dan sangat populer saat ini aadalah dengan pembuatan kultur jaringan. Mula-mula mengambil 5 cc darah vena. Sel-sel darah dipisahkan, kemudian dibubuhkan pada medium kultur yang mengandung zat phytohaemagglutinin (PHA).Zat ini didapat dari ekstrak biji kacang merah (phaseolus vulgaris) dan mempunyai fungsi sangat penting, yaitu:
1.      Menyebabkan sel-sel darah merah menggumpal sehingga mudah memisahkannya dari sel-sel darah putih.
2.      Memacu sel-sel darah putih untuk membelah.
Kemudian sel sel lekosit dipelihara dalam keadaan steril pada temperatur 37*C untuk kira-kira 3 hari. Dalam waktu sel-sel membelah dan kemudian dibubuhkan zat kolkhisin sedikit. Kolkhisin adalah suatu alkaloida yang didapatkan dari umbi tanaman Colchicum autmnale, yang mempunyai penngaruh unik, yaitu meniadakan pembentukan gelendong inti dan menghentikan pembelahan mitosis pada stadium metafase, ialah pada saatnnya kromosom mengalami kontraksi maksimal dan nampak paling jelas. Kira-kira satu jam kemudian, ditambahkan larutan hipotonik salin, sehingga sel-sel membesar dan kromosom-kromosom menyebar letaknya. Akibatnya kromosom-kromosom dapat dihitung dan dapat dibedakan satu dengan lainnya.
Langkah berikutnya adalah memotret kromosom-kromosom yang letaknya sudah tersebar itu dengan sebuah kamera yang dipasang pada mikroskop. Kemudian tiap-tiap kromosom pada foto itu digunting, diatur dalam pasangan-pasangan mulai dari yang paling besar ke yang paling kecil, sehingga didaptkan 22 pasang autosom dan sepasang kromosom kelamin. Pengaturan kromosom secara standar berdasarkan panjang, jumlah serta bentuk kromosom dari sel somatis suatu individu dinamakan karyotipe. Oleh karena seringkali amat sulit untuk membedakan masing-masing kromosom, maka banyak ahli yang tidak suka menggunakan nomor urut 1-22 untuk autosom, melainkan mengelompokkannya menjadi kelompok A – G berdasarkan ukuran kromosom serta letak dari sentromer. Klasifikasi dan pemberian nomor kromosom manusia diputuskan oleh Konperensi Genetika di Universitas Colorado Denver, USA dalam bulan april 1960.
*    STRUKTUR KROMOSOM
1.      Bagian – bagian dari kromosom
Secara umum bagian – bagian dari kromosom adalah sebagai berikut:
a.       Kromonema
Didalam kromosom terdapat pita bentuk spiral yang oleh Vejdovsky (1912) diberi nama kromonema (jamak: kromonemata). Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema. Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase). Kromonema sebenarnya merupakan istilah untuk tahap awal pemintalan kromatid. Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama.
b.      Kromomer
Kromonema mempunyai penebalan-penebalan di beberapa tempat, yang disebut kromomer. Beberapa ahli sel menganggap kromomer ini sebagai bahan nukleoprotein yang mengendap.

c.       Sentromer
Bentuk dari kromosom ditentukan oleh letak sentromer. Didalam sentromer terdapat granula kecil yang dinamakan sferul.
d.      Lekukan kedua
Lekukan ke dua dapat mempunyai peranan penting, yaitu menjadi tempat terbentuknya nucleolus (inti nya inti sel) dan karena itu disebut juga pengatur nukleolus.
e.       Telomer
bagian daari ujjung-ujung kromosom yang menghalang-halangi bersambungnya kromosom satu dengan kromosom lainnya.
f.       Satelit
Ialah bagian yang merupakan tambahan pada ujung kromosom. Tidak semua kromosom memiliki satelit., Kromosom yang memiliki satelit dinamakan satelit kromosom.
Bahan yang menyusun kromosom adalah kromatin. Bagian dari kromosom yang tidak padat dan membawa gen-gen disebut eukromatin, sedangkan bagian lainnya yang tetap padat disebut heterokromatin.
Dengan pembesaran yang kuat lengan kromosom memperlihatkan bahwa kromomer tampak seperti manik-manik yang berjajar rapat. Kromomer ini sebagai bahan nukleoprotein yang mengendap. Protein penyusun kromosom ada dua macam yaitu protein histon yang bersifat basa dan nonhiston yang bersifat asam. Protein histon dan nonhiston ini berfungsi untuk menggu lung benang kromosom menjadi padat dan berperan sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopi DNA menjadi RNA
2.      Teknik "Banding" (teknik pembentukan jalur)
Dalam tahun 1970 Casperon dkk. Di Stockholm berhasil menciptakan teknnik baru yang amat berguna dalam pemeriksaa kromosom. Dikenal 3 macam teknik pemberian warna yang berbeda-beda, ialah:

a.       Metode Q
Digunakan zat warna tertentu, yaitu quinacrine mustard, kemidian kromosom diperiksa dengan mikroskop ultraviolet. Beberapa daerah dari kromosom akan tampak terang, sedangkan daerah lainnya tampak gelap. Jadi krpmosom kelihatan seperti tersusun dari jalur-jalur ("band") melintang; jalur terang berseling dengan jalur gelap. Jalur-jalur tersebut dinamakan jalur Q. Jalur terang merupakan daerah heterokromatis, sedang jalur gelap adalah daerah eukromatis. Oleh karena tiap kromosom memiliki distribusi jalur yang berbeda-beda, maka klasifikasi kromosom menjadi lebih mudah dilakukan. Selain itu maka kromosom abnormal akan lebih mudah dikenal.
b.      Metode G
Digunakan zat warna Giemsa pada Ph 9 dan tidak menggunakan sinar ultraviolet. Jalur-jalur yang tampak melintang pada kromosom dinamakan jalur G.
c.       Metode R
Asal dari kata "reverse", dilakukan denaturasi sel-sel sebelum pemberian warna. Hasil yang didapatkan merupakan kebalikan daripada kedua metode tersebut dimuka. Daerah yang tersusun atas eukromatin tampak terang, sedangkan daerah heterokromatin tampak gelap. Jalur- jalur yang diperoleh pada metode ini disebut Jalur R.
Dari metode-metode tersebut diatas yang paling banyak digunakan ialah metode Q dan G. Dengan ditemukannya teknik "banding" ini maka Konperensi Genetika Internasional di Paris dalam tahun 1971 telah memperkenalkan karyotipe manusia dalam bentuk baru.
*    KELAINAN PADA KROMOSOM
Penyimpangan kromosom gangguan dalam isi kromosom sel normal, dan merupakan penyebab utama kondisi genetik pada manusia, seperti sindrom Down. Beberapa kelainan kromosom tidak menyebabkan penyakit pada operator, seperti translokasi, inversi kromosom atau, meskipun mereka dapat menyebabkan kesempatan yang lebih tinggi melahirkan anak dengan kelainan kromosom. Jumlah abnormal kromosom atau set kromosom, aneuploidi, bisa mematikan atau menimbulkan gangguan genetik. Konseling genetik ditawarkan untuk keluarga yang mungkin membawa penataan ulang kromosom.
Keuntungan atau kerugian DNA dari kromosom dapat menyebabkan berbagai gangguan genetik. Contoh manusia termasuk:
  1. Cri du chat, yang disebabkan oleh penghapusan bagian dari lengan pendek kromosom 5. "Cri du chat" berarti "teriakan kucing" dalam bahasa Prancis, dan kondisi itu dinamakan demikian karena membuat bayi yang terkena menangis bernada tinggi yang terdengar seperti kucing. Individu yang terkena memiliki lebar set mata, kepala kecil dan rahang, dan moderat sangat terbelakang mental dan sangat pendek.
  2. Wolf-Hirschhorn syndrome, yang disebabkan oleh penghapusan parsial dari lengan pendek kromosom 4. Hal ini ditandai dengan retardasi pertumbuhan berat dan berat untuk keterbelakangan mental yang mendalam.
  3. Sindrom Down, biasanya disebabkan oleh tambahan salinan kromosom 21 (trisomi 21). Karakteristik meliputi tonus otot menurun, gempal membangun, tengkorak asimetris, mata miring dan ringan sampai sedang keterbelakangan mental.
  4. Sindrom Edwards, yang merupakan kedua paling umum trisomi, sindrom Down adalah yang paling umum. Ini adalah trisomi kromosom 18. Gejala termasuk keterbelakangan mental dan motorik dan anomali kongenital menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Sembilan puluh persen mati pada masa bayi, namun, mereka yang hidup melewati ulang tahun pertama mereka biasanya cukup sehat setelahnya. Mereka memiliki karakteristik tangan mengepal dan jari tumpang tindih.
  5. Sindrom Patau, juga disebut D-Sindrom atau trisomi-13. Gejala yang agak mirip dengan trisomi-18, tetapi mereka tidak memiliki bentuk tangan yang khas.
  6. Idic15, singkatan untuk Isodicentric 15 pada kromosom 15, juga disebut nama berikut karena berbagai riset, tetapi mereka semua berarti sama; IDIC (15), dupliction Inverted 15, Marker ekstra, GKG Inv 15, parsial tetrasomy 15
  7. Jacobsen sindrom, juga disebut gangguan penghapusan terminal 11q. Ini adalah gangguan yang sangat langka. Mereka yang terkena dampak memiliki kecerdasan normal atau retardasi mental ringan, dengan miskin keterampilan bahasa ekspresif. Kebanyakan memiliki kelainan perdarahan yang disebut sindrom Trousseau Paris.
  8. Sindrom Klinefelter (XXY). Pria dengan sindrom Klinefelter biasanya steril, dan cenderung memiliki lengan yang lebih panjang dan kaki dan lebih tinggi dari rekan-rekan mereka. Anak laki-laki dengan sindrom sering pemalu dan pendiam, dan memiliki insiden yang lebih tinggi keterlambatan bicara dan disleksia. Selama pubertas, tanpa pengobatan testosteron, beberapa dari mereka dapat berkembang gynecomastia.
  9. Sindrom Turner (X bukan XX atau XY). Dalam sindrom Turner, karakteristik seksual perempuan hadir tapi terbelakang. Orang dengan sindrom Turner sering memiliki perawakan pendek, garis rambut rendah, fitur mata normal dan perkembangan tulang dan "menyerah-dalam" penampilan untuk dada.
  10. XYY sindrom. XYY anak laki-laki biasanya lebih tinggi dari saudara mereka. Seperti anak laki-laki XXY dan perempuan XXX, mereka agak lebih cenderung memiliki kesulitan belajar.
  11. Triple-sindrom X (XXX). Gadis XXX cenderung tinggi dan kurus. Mereka memiliki insiden yang lebih tinggi disleksia.
  12. Kecil penanda kromosom supernumerary. Ini berarti ada kromosom, ekstra yang abnormal. Fitur tergantung pada asal bahan genetik tambahan. Cat-eye syndrome dan sindrom kromosom 15 isodicentric (atau Idic15) keduanya disebabkan oleh kromosom penanda supernumerary, seperti Pallister-Killian sindrom.
Mutasi kromosom menghasilkan perubahan di seluruh kromosom (lebih dari satu gen) atau dalam jumlah kromosom ini.
·         Penghapusan - hilangnya bagian kromosom
·         Duplikasi - salinan tambahan dari bagian dari suatu kromosom
·         Pembalikan - membalikkan arah bagian dari kromosom
·         Translokasi - bagian dari kromosom terlepas dan menempel pada kromosom lain
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa keterangan genetik, oleh karena itu kromosom mempunyai arti penting dalam genetika. Nama kromosom diberikan oleh Waldeyer pada tahun 1888, sedang Morgan dalam tahun 1933 menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan materi-materi genetik. DNA merupakan persenyawaan kimia pembawa materi genetik. Di dalam kromosom terdapat 35% DNA dari keseluruhan kromosom. DNA merupakan molekul hidup dan dapat mengadakan replikasi (menggandakan diri). Karena mengandung molekul DNA, kromosom pun dapat menggandakan diri. Selain itu, DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetika yang akan diwariskan kepada keturunannya. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom.